Rabu, 19 Juni 2013

ANATOMI DAN FISIOLOGI TERNAK

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur semua organisme makhluk hidup. Sedangkan histologi berasal dari kata histon, yang artinya kumpulan beberapa sel yang mempunyai satu atau lebih kekhususan fungsi yang membentuk jaringan. Jadi histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jaringan tubuh (Hunter, 1995).
 Osteologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kerangka (skeleton). Osteologi berasal dari kata os dari bahasa latin dan osteon dari bahasa yunani yang artinya adalah tulang . Tulang merupakan bagian tubuh atau organ dari suatu individu yang mulai tumbuh dan berkembang sejak masa embrional. Sistem tulang merupakan salah satu hasil perkembangan dari sel-sel mesoderm pola bangunan tubuh suatu individu ditentukan oleh kerangka yang disusun dari puluhan atau ratusan tulang . Tulang-tulang tersebut membentuk suatu susunan atau kelompok yang disebut dengan kerangka, dalam melaksanakan fungsinya dilengkapi dengan tulang rawan (cartilago) dan Ligamenta (pita pengikat) (Erna, 2011).
Otot merupakan sebuah jaringan konektif dalam tubuh yang tugas utamanya berkontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh dan substansi dalam tubuh. Hampir semua gerakan oleh tubuh makhluk vertebrata hasil dari otot yang berkontraksi. Otot memberi dukungan kepada tubuh dan membantu mempertahankan postur tubuh melawan gaya gravitasi. Bahkan ketika tubuh memerlukan istirahat serat-serat otot yang berkontraksi untuk mempertahankan otot (Nanda, 2012).
B.     Tujuan dan Manfaat Praktikum
Adapun tujuan dan manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui dan memahami dengan seksama sistem rangka pada vertebrata serta fungsi-fungsinya.
2.      Untuk mengetahui letak otot pada hewan ternak secara anatomi.
3.      Untuk mengetahui bentuk dan letak dari tulang-tulang atau sistem rangka tenak.
C.    Kegunaan
Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah mahasiswa mengikuti anatomi dan histology hewan secara nyata dan mengamati kerangka dan otot pada ternak kambing.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Sistem Kerangka Ternak
Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangkahidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang (Nanda, 2012).
Tulang merupakan bagian tubuh atau organ dari suatu individu yang mulai tumbuh dan berkembang sejak masa embrional. Sistem tulang merupakan salah satu hasil perkembangan dari sel-sel mesoderm pola bangunan tubuh suatu individu ditentukan oleh kerangka yang disusun dari puluhan atau ratusan tulang. Tulang-tulang tersebut membentuk suatu susunan atau kelompok yang disebut dengan kerangka, dalam melaksanakan fungsinya dilengkapi dengan tulang rawan (cartilago) dan pita pengikat (ligament) (Lesty, 2011).
Skeleton termasuk tulang, rawan, gigi dan sendi. Rangka struktur yang keras biasanya terdiri dari tulang dan rawan. Struktur ini menyokong dan melindungi tisu-tisu yang lembut. Tulang dibentuk terutamanya melalui “intramembranous ossification” yang mana tulang leper terbentuk atau melalui “endochondra formation”seperti pembentukan tulang panjang. Tulang terdiri dari pada sel-sel dalam matriks interselular dipanggil osteoid. Tulang terdiri daripada 1/3 bahan organik dan 2/3 bahan tak organik (Soeparno, 2009).
Skeleton sebagian besar terdiri atas tulang keras dan tulang rawan pada permukaan sambungan-sambungan dan pada bagian tertentu. Disamping tulang rawan terdapat tulang membran dan kadang-kadang terdapat tendon yang berisi sel-sel tulang yang terkena sebagai assmoidus. Sebagai contoh yang terkenal adalah patelia (tulang tempurung lutut) dan kemin (tulang mata kaki). Tulang tempurung kepala cukup keras dan merupakan suatu kotak yang tersusun atas bagian tulang yang bersenyawa pada bagian sutura. Bagian fasial terdapat nostril di sebelah dorsal dan sepasang orbita, sebagai tempat biji mata dan di sebelah ventral terdapat plat dengan tepi tulang rahang atas yang mengandung gigi. Di sebelah luar orbita terdapat archus zygomaticus (Frandson, 1993).
Menurut (Hunter, 1995) tulang rangka mempunyai fungsi yaitu sebagai berikut:
a.       Menyokong badan (membenarkan pergerakan normal hanya pada kawasan tertentu saja).
b.      Melindungi struktur-struktur dalaman badan, contohnya otak dilindungi oleh tengkorak, jantung dan paru-paru dilindungi oleh tulang rusuk.
c.       Menghasilkan sel darah merah dalam sum-sum tulang dan menyimpan bahan mineral kalsium dan fosforus.
d.      Bertindak sebagai organ hemopoietik.
Sistem skeleton dibagi menjadi 3 yaitu skeleton aksial adalah skeleton yang terletak dibagian median badan. Tulang-tulang skeleton ini terdiri dari tengkorak (skull), tulang rusuk (rib), tulang vertebra dan tulang sternum. Tulang-tulang skeleton ini tidak berpasangan kecuali tulang rusuk (tulang-tulang tengkorak ada yang berpasangan dan ada yang tidak). Skeleton apendikular adalah skeleton yang bersambung dengan skeleton aksial (melalui dua struktur  tulang bahu dan tulang pelvik). Tulang-tulang skeleton ini terdiri dari tulang-tulang kaki (apendej).  Skeleton splanknik yang terdiri dari tulang yang terbina dari tisu visera atau organ lembut, contohnya os penis anjing, os cordis lembu (tulang dalam jantung) dan gelang skelera dalam mata burung (Anonim, 2012).
Columna vertebralis merupakan bagian dari skeleton axial yang melindungi corda spinalis. Pada kebanyakan cordata, tersusun oleh struktur skeletal bersegmen yaitu vertebrae dan merupakan kesatuan antara spinalis dan columna. Perluasan dasar tulang-tulang tengkorak ke arah posterior sampai ke arah ekor. Columna vertebralis mempunyai (memberikan bentuk) yang keras atau kaku pada tubuh, selanjutnya sebagai tempat pelekatan secara langsung maupun tidak langsung pada otot (Edipermadi, 2012).
Sternum (apparatus sternal) berbentuk seperti pisau belati. Terdiri dari tiga bagian, yaitu hulu (manubrum), badan (sternum) dan taju pedang (prosessus xiphoid). Manubrium bersambungan dengan klavikula dan tulang rusuk pertama. Bagian badan merupakan tempat melekatnya 9 tulang rusuk berikutnya (Ernawati, 2011).
Tulang rusuk sejati (costae verae) ada 7 pasang dan melekat langsung pada tulang dada, tulang rusuk palsu (costae spurea) ada 5 pasang, yaitu 3 pasang tulang rusuk yang melekat pada tulang rusuk diatasnya dan 2 pasang rusuk melayang (costae fluctantes) (Edipermadi, 2012).
B.     Sistem Perototan Ternak
Sistem otot adalah suatu jalinan jaringan otot yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan dengan yang lainnya. Otot merupakan sebuah jaringan konektif dalam tubuh yang tugas utamanya berkontraksi. Kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh dan substansi dalam tubuh. Hampir semua gerakan oleh tubuh makhluk vertebrata hasil dari otot yang berkontraksi. Otot memberi dukungan kepada tubuh dan membantu mempertahankan postur tubuh melawan gaya gravitasi. Bahkan ketika tubuh memerlukan istirahat serat-serat otot yang berkontraksi untuk mempertahankan otot (Soeparno, 2009).
Sistem otot adalah sistem organ pada hewan dan manusia yang berfungsi untuk membuat makhluk hidup dapat bergerak. Unggas dan seperti halnya mamalia memiliki tiga jenis otot yaitu otot polos, otot jantung, dan otot rangka. Otot polos adalah otot yang membangun organ yang tidak dapat di kontrol misalnya saluran pencernaan. Otot polos juga ditemukan di dalam pembuluh darah usus dan organ lain yang tidak berada di bawah perintah otak. Otot polos tampak tersusun dalam dua lapisan, lapisan dalam sel otot polosnya tersusun melingkar dan lapisan sebelah luar sel otot polosnya tersusun memanjang dan berinti sel. Ciri-ciri otot polos sel-sel berbentuk spidal, inti di tengah, serabut-serabut retikuler transversal menghubungkan sel-sel otot berdekatan dan membentuk suatu kelompok sehingga menjadi unit-unit fungsional. Fungsi otot polos yaitu mengontrol segala aktivitas motor (gerak) alat dalam (visceral) dan mengelola tekan darah di seluruh tubuh (Lesty, 2011).
Otot jantung merupakan otot yang membangun jantung. Otot jantung juga merupakan otot yang tidak dapat diperintah, kontraksinya tidak tergantung pada faktor luar (ekstrinsik). Otot jantung terdiri dari tiga bentuk otot, yaitu otot atrial, otot ventricular, dan serabut otot purkinje. Bentuk otot atrial dan otot vetrikular kontraksinya sama seperti otot skelet karena mengandung syncytium. Sedangkan serabut otot purkinje kontraksinya sangat lemah karena hanya mengandung sedikit elemen kontraktil. Kontraksi otot jantung adalah ritmik dan terus menerus, karena jantung mempunyai centrum otomasi. Ciri-ciri otot jantung adalah adanya cakram intercalated (intercalated disk) yang berfungsinya sebagai penyusun organ jantung (Edipermadi, 2012).
Otot rangka merupakan otot yang membangun sebagian besar tubuh. Serabut otot pada penampang memanjangnya tampak sebagai pita-pita panjang yang tersusun sejajar satu sama lainnya. Intinya berbentuk lonjong, jumlahnya banyak dan terdapat di tepi serabut tepat di bawah sarkolema. Miofibri serabut otot rangka mengandung keping-keping gelap dan terang secara berurutan dan pada tiap myofibril letaknya pada ketinggian yang sama. Diantara serabut-serabut otot terdapat jaringan ikat kendur yang disebut endomisium. Ciri-ciri dari otot rangka yaitu selnya berbentuk serabut, inti terletak di bawah permukaan sel dengan arah aksis panjang serabut-serabut otot, membran sel otot disebut sarkolema, lapisan permukaannya menyatu membentuk tendon dan dipersarafi oleh satu ujung syaraf terletak pada bagian tengah serat (Anonim, 2012).
Menurut (Fradson, 1993) sejumlah besar otot dengan ukuran, bentuk dan struktur internal yang berbeda, merupakan penyusun rangka tubuh makhluk hidup. Struktur dari otot-otot strip mengikuti skema organisasi secara umum:
1.      Kumpulan dari serat-serat otot yang bergabung satu sama lainnya dan ditopang oleh jaringan ikat yang banyak.
2.      Organisasi dari jaringan ikat ini memungkinkan untuk membedakan kelompok serat-serat muskuler menjadi kelompok pertama, kelompok kedua, kelompok ketiga dan kadang sampai kelompok empat.
3.      Pada otot besar, kelompok tingkat superior akan mengelompokkan kelompok dengan tingkat yang lebih rendah (inferior).
Umumnya diketahui bahwa sifat-sifat reologik daging sangat tergantung pada kedua komponen tersebut yaitu serat muskuler dan jaringan ikat. Kontraksi pada otot melibatkan sel syaraf (syaraf motorik/afferent) sebagai rangkaian yang akan mengirimkan pesan dari afektor atau rangsangan terjadi dalam bentuk aksi potensial ke syaraf pusat dan kembali melalui syaraf efferent ke pusat reaksi (kontraksi/efektor). Aksi potensial yang sampai pada ujung axon sel syaraf menyebabkan terlepasnya NAC (Neurotransmiter Asetil Cholin).  Neurotranmiter ini akan menempel pada reseptor pada membran sel otot dan kanal Na+ dan K+ terbuka, sehingga ion natrium masuk, terjadi depolarisasi dimana proses terjadinya aksi potensial dimulai (Soeparno, 2009).
Terjadinya aksi potensial tidak hanya pada sel otot saja tetapi juga merambat pada transverse tubule, dimana aksi potensial ini akan menyebabkan pelepasan ion Ca2+ dari lateral sacs dari sarcoplasmic reticulum. Ca2+ yang ada akan menempel pada troponin sebagai bagian dari filamen tipis dan gabungan antara ion kalsium dengan troponin menyebabkan tropomyosin bergeser sehingga tempat menempelnya cross bridge pada actin terbuka (Lesty, 2011).
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek (Hunter, 1995).
Sel otot dapat berkontraksi karena mengandung protein kontraktif yang disebut miofibril. Miofibril terbuat dari protein kontraktil aktin dan miosin. Serabut otot tersusun menjadi berkas paralel yang kemudian membentuk otot (Fradson, 1993).


BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum Anatomi dan Fisiologi  ternak yaitu:
Hari/ Tanggal       :   Sabtu, 12 Januari 2013
Pukul                    :    08.00 wita sampai selesai
Tempat                  :    Laboratorium Peternakan Fakultas Sains dan Teknolog Universitas Islam Negeri Alauddin, Samata- Gowa.
B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah ember, peralatan bedah dan nampan.
2.      Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah satu ekor kambing dan air bersih.
C.    Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Menyiapkan seekor kambing yang telah disembeli terlebih dahulu dan dikuliti.
2.      Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari Dosen/asisten mengenai nama-nama otot pada ternak kambing.
3.      Mengetahui nama-nama otot pada ternak dengan dapat menyebutkan satu persatu otot yang ditunjukkan.
4.      Memberikan label pada setiap otot ternak kambing.
5.      Menggambar/mengambil foto dari setiap otot yang telah diberi label.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
1.      Kerangka (Oestologi)
Gambar 1: Sistem Rangka Kambing (Anonim, 2012)
2.      Perototan (Histologi)
            Gambar 2: Sistem Perototan Ternak Kambing (Anonim, 2012)
Keterangan:
1. Plexus barcialis                            12. M. pectoralis profundus
2. M. latissimus dorsi                       13. M. scalenus dorsalis
3. Membri toracici                            14. Mm. pectorals superficiales/
4. M. trapezius/pars cervicalis                M. Pectoralis transversus
5. M. Rhomboideus thoracis
6. M. Serratus ventralis thoracis
7. M. Serratus ventralis caudalis
8. M. Retcactor costae
9. M. Latissimus dorsi
10.  Fascia M. obliauss externus abdominis
11.  M. oblignus externus abdominis
B.     Pembahasan
1.      Kerangka
Kerangka (tulang)  adalah materi yang keras dan kaku yang membentuk rangka dalam pada hewan maupun manusia. Susunan tulang yang membentuk rangka keras dari seekor hewan maupun manusia. Susunan tulang yang membentuk rangka keras dari seekor hewan dinamakan skeleton.
Fungsi dari kerangka pada tubuh yaitu:
1.      Memberi bentuk pada tubuh
2.      Sebagai alat penunjang
3.      Melindungi organ tubuh yang lunak dan mudah rusak
4.      Sebagai tempat pembuatan unsur-unsur darah
Tengkorak (kranin) adalah bagian skeleton yang membentuk kerangka dasar kepala disebut kranium. Fungsi tengkorak yaitu sebagai pelindung otak, penyokong berbagai organ dan membentuk awal saluran sistema digestoria dan sistema respiratoria. Tengkorak terdiri dari nasal, mandibula, maksila, lakrima, coranoid process dan occipital. Atap bagian atas dibentuk oleh maksila dan premaksila yang membentuk dentis dan oleh maksila as. palatina. Bagian ventrolateral oral dilengkapi oleh mandibula. Mandibula berporos pada bagian as temporale, di depan lubang telinga. Semua dentis bagian bawah pada mandibula merupakan tempat perekatan otot yang berperan dalam proses penguyahan dan penelanan.
Ujung medial skapula bersendi dengan menubrium. Ujung lateral clavicula bersendi dengan acromion. Acromion adalah sudut di sebelah caudal dan dua sudut di sebelah cranial pada sudut cranial lateral dataran sendi, yang bersendi dengan humerus.
Vertebrae cervicalis yang pertama disebut atlas. Atlas tidak mempunyai processus spinous dan carpus menjadi satu dengan aksis, penggunaan seperti gigi. Vertebralis cervicalis yang kedua disebut aksis. Aksis mempunyai spinosum processus yang lebar, tetapi tidak tinggi Vertebrae thoracales, costae dan sternum membentuk throrax. Sternum terdiri atas manubrium sterni, carpus dan processus xipoideus. Vertebrae thoracalis ditandai dengan processus spinous yang sangat berkembang. Processus spinous membentuk pangkal pada prominesia dorsalia yang dikenal sebagai “wither” pada bagian bawah bahu.
Pada semua mamalia, karpus merupakan daerah yang komplek yang terdiri dari dua deret tulang kecil. Deretan proximal disebut radial (profundial ke lateral), intermediet dan ulnar. Metakarpus merupakan daerah disebelah distal karpus. Pada kambing karpus merupakan hasil tulang metakarpus yang ke tiga dan ke empat. Suatu alur vertikal pada metakarpus menunjukkan fungsi kedua tulang tersebut. Ujung proximal femur yang berbentuk bulat bersendi dengan os coxae. Ujung distal femur bersendi dengan ujung proximal tibia. Daerah ventral ujung kedua tulang yang bertemu ini terdapat patella. Ujung proximal fibula bersendi dengan ujung proximal tibia. Distal fibula menempel pada kedua ujung distal tibia.
Kedua ujung distal ini merupakan persendian dengan trachlea tali. Trachlea tali ialah bangunan berupa kerekan pada talus. Talus ialah salah satu dari ossa tarsalia. Ossa tarsalia bersendi satu dengan yang lain. Ossa tarsalia terdiri atas talus, proteulus, os cuboideum, os naviculare (os scapoideum) dan tiga ossa cuneiforinia. Talus bersendi dengan calcaneus dan raviculare calcaneus bersendi juga dengan os cuboideum. Os raviculare bersendi juga dengan ketiga ossa coneiformia. Os cuboideum juga ossa cuneiformie di ujung distal bersendi dengan ujung proximal 5 ossa metatarsalia. Di sebelah os metatarsalia berturut-turut terdapat dua palanges. Di sebelah os metatarsale yang lain berturut-turut terdapat tiga palanges. Waktu berdiri, yang menapak tanah ialah tuber calcanei (tonjolan ke planter pada calcaneus) dan capita osseum metatarsalium (distal ossa metatarsalia). Pada kaki ada lengkung longitudinal dan lengkung tranversal.
Profundingulum membri inferiotis terdiri atas sepasang os coxae. Satu coxae ialah hasil tumbuh melekatnya tulang, yaitu os illium, os ischii dan os pubis. Sepasang os coxae ini bersama dengan os sacru merupakan pelvis. Antara kedua os coxae di sebelah ventral disebut symphysis ossium pubis. Pelvis ini kira-kira membentuk sesuatu yang pada dasarnya ada pada lubang, os coxae pada suatu cekung pada tempat tumbuh melekatnya ketiga tulang ujung proximal femur. Di daerah sacral ada 5 vertebrae sacrales yang telah saling tumbuh melekat sehingga terjadi satu tulang, yaitu os sacrum daerah cocigleal dimana ada 3 vertebrae cocygleeales yang telah mengalami reduksi dan kadang tumbuh melekat hingga occygis.
2.      Otot
Otot merupakan sebuah jaringan konektif dalam tubuh yang tugas utamanya berkontraksi. Sistem otot adalah suatu jalinan jaringan otot yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan dengan yang lainnya. Otot hewan berubah menjadi daging setelah pemotongan karena fungsi fisiologisnya telah terhenti. Otot merupakan komponen utama penyusun daging. Daging juga tersusun oleh jaringan ikat, epitelial, jaringan saraf, pembuluh darah dan lemak, jadi daging tidak sama dengan otot.
Otot memiliki fungsi sama halnya dengan kerangka. Fungsi otot yaitu pada ternak kambing adalah sebagai berikut ini:
1.      Otot memberi dukungan kepada tubuh dan membantu mempertahankan postur tubuh melawan gaya gravitasi.
2.      Sistem otot adalah sistem organ pada hewan dan manusia yang berfungsi untuk membuat makhluk hidup dapat bergerak.
Beberapa jenis otot pada hewan termasuk kambing, antara lain adalah :
1.      Otot trapezius merupakan otot pipih berbentuk segitiga yang mempunyai origo pada garis tengah dorsal dari kepala sampai ke belakang di daerah vertebrae lumbar dan insersionya terutama pada spina skapula. Otot trapezius secara keseluruhan juga mendukung melekatnya scapula pada tubuh.
2.      Otot serratus ventralis merupakan otot yang paling besar dan otot utama yang menghubungkan alat gerak bagian depan dengan tubuh. Ukuran otot ini besar dan bentuknya seperti kipas.
3.      Otot lattisimus dorsi merupakan otot yang berbentuk segitiga lebar, mempunyai origo pada prosessus spinosa vertebra torasik dan lumbar dengan perantaraan aponeurosis. Otot ini juga berperan untuk menarik kaki depan ke arah belakang atau jika kaki itu tetap, maka badan itu akan ke depan atau maju.
4.      Otot longissimus. Otot ini dapat dibagi menjadi beberapa segmen tergantung pada lokasi, yaitu di daerah lumbar yang disebut longissimus lumborum, pada daerah thoraks disebut longissimus thoracis, pada daerah serviks disebut longissimus cervicis, longissimus capitis dan longissimus atlantis.
5.      Otot ekstensor carpii rassss. Otot ini merupakan otot ekstensor terbesar untuk karpus. Otot ini berpangkal pada epikondyl lateral humerus menuju ujung proximal daerah metacarpal. Peran utama otot ini adalah gerak estensi karpus.
6.      Otot fleksor carpii radialis. Otot ini berpangkal dari sisi medial permukaan volar kaki depan. Origo otot ini adalah pada epikondyl medial (fleksor) humerus dan insersianya pada permukaan volar ujung proksimal metacarpus.
7.      Otot gluteus medius. Otot ini adalah otot ekstensor yang kuat. Origo otot ini terletak pada sayap tulang illium dan insersionya pada frokauter mayor dari tulang femur, yang merupakan lever yang menjulur di atas sendi pinggul, sehingga menggerakan bagian lain dari kaki belakang ke arah belakang.
8.      Otot bisep femoris, semiteninosus dan semimembranosus. Otot-otot tersebut merupakan otot ekstensor pada pinggul yang disebut dengan hamstring muscle. Batas-batas antar otot ini dapat diketahui dengan adanya alur-alur vertikal pada bagian otot tersebut.


BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Dimana fungsi dari rangka yaitu sebagai penunjang tubuh, untuk memberi bentuk pada hewan, sebagai tempat melekatnya urat daging (otot), untuk melindungi (proteksi) organ-organ tubuh yang lunak dan mudah rusak, misal : organ visceral, otak dll, sebagai cadangan unsur-unsur kimia penyusun tubuh misal : cakium dan phosphor dan sebagai alat gerak pasif, dalam hal ini akan bekerjasama dengan otot-tot yang bertaut padanya.
Sistem otot adalah suatu jalinan jaringan otot yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan dengan yang lainnya. Otot mempunyai tugas utama yaitu berkontraksi, kontraksi otot digunakan untuk memindahkan bagian-bagian tubuh dan substansi dalam tubuh. Hampir semua gerakan oleh tubuh makhluk vertebrata hasil dari otot yang berkontraksi. Otot memberi dukungan kepada tubuh dan membantu mempertahankan postur tubuh melawan gaya gravitasi. Dengan adanya fibril serta pola susunannya maka otot dibedakan menurut morfologinya yaitu otot polos ( Smooth muscle), otot serat melintang (Striated muscle) dan otot jantung (Cardiac muscle).
B.     Saran
Adapun saran dalam praktikum ini adalah sebaiknya waktu yang disediakan dalam praktikum diperpanjang agar dapat mengoptimalkan jalannya praktikum tidak dikejar waktu dan sebaiknya penjelasan mengenai anatomi dan fisiologi dilakukan perkelompok agar penjelasannya dapat diterima dengan baik oleh semua praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. “Anatomi dan Fisiologi Ternak”. http:// laporanku ahmadmujahidin6133.blogspot.com/2012/06/anatomi-dan-fisiologi-ternak-sistem.html. diakses pada tanggal 12 Januari 2013.
Edi, Permadi. 2012. “Makalah Anatomi Histologi”. http:// edypermadi.wordpress. com/2012/06/15/makalah-anatomi-histologi/. Diakses pada tanggal 12 Januari 2013.
Ernawati, Djaya. 2011. “Sistem Otot Pada Hewan”. http://renaex. blogspot. com/2011/10/sistem-otot-pada-hewan.html diakses pada tanggal 12 Januari 2013.
Franson , R.D . 1993 . “Anatomi dan Fisiologi Ternak” . Gadjah Mada University press: Yogyakarta. 
Hunter. 1995. “Fisiologi dan Teknologi dan Reproduksi Hewan Domestik”. ITB: Bandung.
Lesty, Adinisa. 2011. “Jaringan Otot Pada Hewan”. http://lestyadinisa.blogspot. com/2011/10/jaringan-otot-pada-hewan.html. Diakses pada tanggal  12 Januari 2013.
Nanda, Fafet. 2012.  “Anatomi dan Fisiologi Ternak”. http://nandafapet.blogspot. com/2012/02/anatomi-dan-fisiologi-ternak-nursholeh.html. Diakses pada  12 Januari 2013.
Soeparno. 2009. “Ilmu dan Teknologi Daging”. Gadjah Mada

2 komentar: