1.1
Kondisi Wilayah
Peternakan
ayam broiler yang terletak di Dusun Mangli Desa Pagertoya Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal, Jawa
Tengah. Gambaran umum secara Administratif kecamatan Limbangan. Kecamatan
Limbangan merupakan wilayah perdesaan yang terdiri dari 16 Desa,
meliputi 64 Dusun/dukuh,
dengan jumlah penduduk 4.484 jiwa dan kepadatan
penduduknya adalah 479 orang/km2. Kondisi
geografis kecamatan limbangan
memiliki ketinggian
dari permukaan air laut 426 m dpl dan sebagian besar berfungsi sebagai lahan konservasi, memiliki batas-batas
wilayah :
Sebelah utara
: Kecamatan Boja
Sebelah selatan
: Kecamatan Temanggung
Sebelah barat
: Kecamatan Singorojo
Sebelah timur
: Kabupaten Semarang
Berdasarkan catatan
pada tahun 2008 jumlah banyaknya curah hujan di kecamatan limbangan berjumlah
3,199 mm dengan rata-rata 267 mm dan pada tahun 2009 berjumlah 3,813 mm dengan
rata-rata 318 mm (BPS Kabupaten Kendal, 2012). Kabupaten
Kendal bagian selatan yang merupakan daerah pegunungan dan dataran tinggi,
kondisi iklim di daerah tersebut cenderung lebih sejuk dengan suhu rata-rata 25°C (Wikipedia, 2012).
1.2
Keadaan sosial
ekonomi
Kondisi sosial ekonomi kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1. Data
Pendidikan Warga Kecamatan Limbangan.
Pendidikan
|
Jumlah
|
Tidak sekolah
|
1324 orang
|
Tamat SD
|
1879 orang
|
Tamat SLTP
|
885 orang
|
Tamat SLTA
|
322 orang
|
Tamat Perguruan Tinggi
|
74 orang
|
Sumber
: BPS Kabupaten Kendal (2012).
Tabel 2. Data Mata
Pencaharian Warga Kecamatan Limbangan.
Pendidikan
|
Jumlah
|
Petani
|
1889 orang
|
Buruh Tani
|
1802 orang
|
Pertukangan
|
216 orang
|
Pensiunan
|
52 orang
|
Jasa
|
108 orang
|
Swasta
|
199 orang
|
Perdagangan
|
81 orang
|
PNS/TNI/POLRI
|
137 orang
|
Sumber
: BPS Kabupaten Kendal (2012).
Masyarakat
di dusun Mangli sebagian besar bermata pencaharian dibidang agribisnis yaitu
sektor pertanian dan sektor peternakan. Hal ini dikarenakan kondisi wilayah
yang strategis untuk dijadikan lahan pertanian dan peternakan. Meskipun
demikian ada juga masyarakat yang beternak sebagai usaha sampingan. Mayoritas
pendidikan peternak di dusun Mangli merupakan tamatan SD. Dengan adanya
peternak rakyat yang cukup banyak sehingga di bentuk Kemitraan untuk mempermudah
peternak dalam memelihara ternak dan memanajemen peternakan. Terbentuknya
kemitraan tersebut dapat membantu dan mempermudah peternak untuk
lebih mengetahui
informasi tentang dunia peternakan sehingga dapat meningkatkan pendapatan
peternak.
1.3
Kondisi peternakan
Berdasarkan observasi lapangan dari beberapa peternakan ayam
broiler di dusun Mangli yang telah dikunjungi diperoleh data bahwa jumlah
ternak di peternakan milik Bapak Suparman sebanyak 13.000 ekor, peternakan
milik Bapak Andi Susetyo sebanyak 7.000 ekor, peternakan milik Bapak Yasir
sebanyak 12.000 ekor, peternakan milik Bapak Kusro sebanyak 6.000 ekor dan
peternakan saudara Riyadi sebanyak 3.000 ekor. Peternakan di dusun Mangli memiliki
ternak rata-rata sebanyak 7.000 ekor untuk setiap peternak. Kondisi
peternakan di daerah tersebut hampir sama karena wilayah tersebut merupakan wilayah
pengembangan kemitraan peternakan ayam broiler. Setiap peternak yang ada di
daerah tersebut dibimbing oleh perusahaan kemitraan masing-masing sesuai dengan
prosedur pelaksanaan budidaya ayam broiler. Kandang yang digunakan
merupakan kandang panggung dengan dinding setengah, lantai yang
digunakan berupa lantai kayu dengan rongga sekitar 2 cm untuk
memudahkan kotoran ayam jatuh ke tanah dan mempermudah sanitasi. Kandang
tersebut berada di tengah area persawahan jauh dari pemukiman penduduk namun
dekat dengan sumber air yang melimpah, kondisi cuaca disekitar
kandang tidak panas karena dusun Mangli termasuk daerah dataran
tinggi.
1.4
Potensi sumber daya
alam
Kondisi
wilayah sekitar peternakan ayam broiler sangat berpoternsi menghasilkan sumber
daya alam yang dibutuhkan bagi kelangsungan usaha peternakan seperti
ketersediaan air yang cukup melimpah untuk memenuhi kebutuhan ternak, akses transportasi
yang mudah dijangkau dan lahan yang masih luas untuk pembangunan peternakan
serta suhu wilayah limbangan yang menddukung adanya peternakan di derah
tersebut. Menurut Fadillah et al., (2005), temperatur yang ideal untuk ayam
broiler adalah 23-260C. Kecamatan Limbangan memiliki lahan
kosong yang cukup luas,
sehingga sangat baik untuk mendirikan usaha peternakan sebab ternak dapat terhindar dari stress akibat lingkungan yang berakibat dapat mengganggu produktivitasnya.
BAB II
PERUMUSAN MASALAH
2.1
Identifikasi masalah
Berdasarkan observasi lapangan
di lima Peternakan yang kunjungi bahwa masalah yang dihadapi oleh para
peternak ayam broiler yang kami kunjungi di dusun Mangli adalah penyakit yang
disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Hal tersebut
menyebabkan kerugian yang besar bagi peternak karena menyebabkan kematian. Menurut
Wibowo dan Wahyuni (2008), Escherichia coli merupakan
salah satu spesies bakteri yang tergolong dalam genus Escherichia dan familia Enterobacteriaceae. Penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Escherichia coli disebut
kolibasilosis, bakteri ini menyebar melalui peredaran darah sehingga dapat
menyebabkan kerusakan pada berbagai organ, seperti perihepatitis,,
pericarditis, airsakulitis, mesenteritis, ooforitis, salpingitis, arthritis,
panopthomitis dan koligranuloma. Ditambahkan oleh pendapat Tabbu (2000) bahwa kolibasilosis umumnya
dianggap sebagai penyebab berbagai masalah kesehatan unggas. Bakteri Escherichia
coli (E. coli) biasanya terdapat dalam jaringan atau saluran pernapasan
ayam yang sakit. Infeksi oleh E. coli dianggap sebagai infeksi sekunder
terhadap penyakit menular atau tidak menular sehingga sebagai bagian yang
memperumit suatu penyakit. E. coli bisa juga sebagai infeksi primer.
Kejadian kolibasilosis belakangan ini pemunculannya sangat menonjol pada ayam
pedaging, terutama yang berumur muda, antara 1 – 2 minggu. Angka kematian bisa
mencapai 10%.
2.2
Penetapan masalah
Kolibasilosis merupakan penyakit pernapasan yang sering terjadi terutama
pada ayam broiler. Penyakit ini menyerang pada saluran pernapasan melalui udara
dan debu. Bakteri penyebab penyakit tersebut adalah Escherichia coli, yang dapat menyebabkan kematian mencapai 7% - 10%.
Menurut Ardi Winangun alumnus FKH UGM
dalam Majalah Infovet (2009) yang menyatakan bahwa penyakit kasus Escherichia coli pada ayam broiler ditemui pada umur 6-10 minggu, yang dapat menyebabkan
gangguan pernafasan disertai bersin, anemia, dan kekurusan yang berakhir pada
kematian. Menurut
Mullin dan
Edward
(2004), menyebutkan bahwa infeksi kolibasilosis biasanya terjadi baik melalui
peroral atau inhalasi, lewat membran sel/yolk/tali pusat, air, muntahan, dengan
masa inkubasi 3-5 hari. Dari beberapa penelitian, sumber infeksi E. Coli pada
unggas didapat dari hasil isolasi bakteri pada jantung dan hati baik pada
unggas yang sakit maupun yang mati.
BAB
III
PEMECAHAN MASALAH
3.1
Materi Penyuluhan
Materi yang disajikan seyogyanya dapat
menjawab, mencairkan atau menyelesaikan apa yang dibutuhkan peternak sesuai kondisi
dan kesempatan saat itu. Tentunya dapat berupa materi yang bisa langsung
dipraktikkan
dan mengemukakan kaitannya dengan teori yang mendasari sesuai idealnya anjuran
yang diharapkan, dimana kondisi di lapangan terjadi, sebut saja pembudidayaan
rumput laut yang menguntungkan, pemeliharaan ayam buras semi intensif, teknis
pemangkasan jambu mete, dan lain-lain, uraikan sesuai tahapannya misalnya rincian kebutuhan
modal awal, teknik memilih bibit yang baik, manajemen pemeliharaan, pasca
panen, pemasaran dan sebagainya (Mardikanto, 2000).
Materi penyuluhan harus berangkat dari
kebutuhan yang dirasakan (felt need), terutama menyangkut kegiatan
yang sedang dan akan segera dilakukan, masalah yang sedang dan akan dihadapi,
perubahan-perubahan yang diperlukan atau diinginkan. Meskipun melalui kegiatan
penyuluhan diharapkan terjadi penyampaian inovasi yang berupa produk, ide,
teknologi, kebijakan. Inovasi yang disampaikan harus terkait dengan kebutuhan-kebutuhan yang
sedang dirasakan (Blakely dan Bade, 1998).
Materi ajaran tidak harus bersumber dari
textbook, tetapi dapat dari media-massa seperti koran, tabloid, majalah,
laporan-laporan, radio, televisi, pertunjukan kesenian, perjalanan, cerita rakyat, pesan-pesan generasi tua (para pendahulu),
pengalaman kerja dan pengalaman sehari-hari. Sumber materi ajar tidak
harus berasal dari orang-orang pintar, tokoh masyarakat, atau pejabat, melainkan
dari siapa saja (Mardiningsih, 2009). Materi yang akan disampaikan pada penyuluhan di peternakan dusun Mangli
adalah pengendalian penyakit kolibasilosis pada unggas, baik dari penyebab,
penularan, gejala klinis, pengendalian, dan biosecurity.
3.2
Metode Penyuluhan
Metode
penyuluhan digolongkan menjadi tiga golongan berdasarkan jumlah sasaran yang
dapat dicapai yaitu metode berdasarkan pendekatan perseorangan. Dalam metode
ini, penyuluh berhubungan dengan baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan sasaran secara perorangan, kedua metode berdasarkan pendekatan kelompok.
Dalam hal ini, penyuluh berhubungan dengan sekelompok orang untuk menyampaikan
pesannya, dan yang terakhir adalah metode berdasarkan pendekatan massal. Metode
ini dapat menjangkau sasaran yang lebih luas (massa) (Mardiningsih, 2009).
Metode penyuluhan yang digunakan pada praktikum kali ini
menggunakan metode penyuluhan kelompok, metode
ini dipilih karena masalah yang ada pada kelima peternakan tersebut sama yaitu
adanya penyakit kolibasilosis yang sulit dihindari dan diberantas. Ciri-ciri khusus
dari metode pendekatan kelompok yaitu menjangkau lebih banyak sasaran, adanya
penyatuan pengalaman petani, memperkuat pembentukan sikap petani, pertemuan
dapat diulang dan keterlibatan petani bisa lebih aktif. Hal ini sesuai dengan pendapat Martanegara
(1993), bahwa metode dengan hubungan kelompok digunakan oleh penyuluhan
pertanian atau peternakan untuk menyampaikan pesan kepada kelompok. Metode ini
sesuai dengan keadaan dan norma sosial dari masyarakat pedesaan Indonesia,
seperti hidup berkelompok, bergotong-royong dan berjiwa musyawarah. Menurut
Setiana
(2005), dalam metode pendekatan kelompok, penyuluh berhubungan
dengan sasaran penyuluhan secara kelompok.
3.3
Media Penyuluhan
Media yang digunakan dalam praktikum penyuluhan adalah media
cetak (leafleat), memilih media cetak
khususnya leafleat karena lebih
efektif dalam penyampaian informasi tidak terlalu panjang, disamping itu
informasi tersebut dapat disimpan dan dibaca kembali ketika dibutuhkan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Nasution (1990), yang menyatakan bahwa segala bentuk benda yang
berisi pesan atau informasi yang dapat membantu kegiatan penyuluhan pertanian.
Media penyuluhan pertanian berguna untuk mengefektifkan komunikasi antara
sumber informasi dan penerima atau komunikan. Menurut pendapat Saefudin dan
Setiawan (2006), leaflet disebut juga
dengan selebaran yang merupakan sejenis publikasi tercetak tak dijilid,
meskipun sering juga dijumpai yang berjilid. Secara fisik leaflet sering kita jumpai dalam bentuk kertas yang dilipat-lipat,
terdiri atas berbagai ukuran, tak berjilid, yang di dalamnya berisi informasi
yang bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat luas tentang sesuatu
berkaitan dengan penerbitnya atau lembaga yang mengeluarkannya. Isinya pamflet
berupa informasi mutakhir mengenai peristiwa-peristiwa penting, kontroversi
sosial, atau bahkan iklan atau promosi.
3.4
Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu cara untuk mengukur keberhasilan suatu
kegiatan, evaluasi dilaksanakan setelah terlaksananya kegiatan. Bahan evaluasi
terhadap peternakan ayam broiler di
dusun Mangli pada setiap sasaran penyuluhan diberikan beberapa pertanyaan kepada
setiap peternak berupa pertanyaan pembuka (pretest) dan pertanyaan penutup (postest) setelah diadakan penyuluhan.
Adapun tujuannya yaitu untuk mengetahui seberapa jauh wawasan peternakan dalam
bidang peternakan khususnya penyakit kolibasilosis. Menurut
pendapat Padmowiharjo (1996), evaluasi penyuluhan pertanian adalah mengevaluasi sampai seberapa jauh
tingkat pencapaian tujuan, berupa perubahan perilaku petani dan keluarganya.
3.4.1
Pretest
Pretest merupakan suatu bentuk pertanyaan,
yang diajukan sebelum melakukan penyuluhan. Pertanyaan yang ditanyakan adalah
materi yang akan diberikan materi penyuluhan (materi baru). Pretest
diberikan dengan tujuan apakah ada diantara peternak ada yang sudah mengetahui
mengenai materi penyuluhan yang
akan diberikan (Zulfikri, 2009).
Pertanyaan
pretest :
1. Apa
yang dimaksud dengan penyakit kolibasilosis?
2. Apa
gejala dari penyakit kolibasilosis?
3. Bagaimana
cara penyebaran penyakit kolibasilosis pada ternak anda?
4. Bagaimana
cara pencegahan kolibasilosis?
5. Apakah
ada pengobatan untuk kolibasilosis?
3.4.2.
Post test
Post test merupakan
bentuk pertanyaan yang diberikan setelah penyuluhan disampaikan. Singkatnya, post
test adalah evalausi akhir saat materi penyuluhan pada hari itu telah
diberikan. Seorang
penyuluh memberikan post test dengan
maksud apakah peternak sudah mengerti dan memahami mengenai materi penyuluhan
yang baru saja diberikan (Zulfikri, 2009).
Pertanyaan
post test :
1.
Apa yang dimaksud dengan penyakit
kolibasilosis?
2.
Apa gejala dari penyakit
kolibasilosis?
3.
Bagaimana cara penyebaran penyakit
kolibasilosis pada ternak anda?
4.
Bagaimana cara pencegahan
kolibasilosis?
5.
Apakah ada pengobatan untuk
kolibasilosis?
DAFTAR PUSTAKA
Blakely,
J. Dan D.H. Bade. 1998. Ilmu Peternakan (Diterjemahkan oleh Bambang
Srigandono). Gadjah Mada Universiti press, Yogyakarta.
BPS
Kabupaten Kendal. 2012. http://www.kendalkab.go.id.
(Diakses tanggal 1 Desember 2012).
Fadillah, R. 2005. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial. Agromedia Pustaka, Jakarta.
http://www.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kendal. (Diakses tanggal 1 Desember 2012).
Infovet.
2009. Koli Serang Manusia dan Ternak. Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan,
Jakarta.
Mardikanto,
Totok. 2000. Prosedur Penelitian
Penyuluhan Pembangunan. Prima Theresia Pressindo. Surakarta.
Mardiningsih,
D. 2009. Efektivitas Penyuluhan Dengan Metode Komunikasi Langsung Dalam Usaha
Meningkatkan Pengetahuan Peternak. Hal 52-57.
Martanegara, A. B. D. 1993. Hubungan Antara Keefektifan Metode
Penyuluhan dan Karakteristik Serta Sikap Peternak Terhadap Cara Pemberian Pakan
Pada Sapi Perah. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas
Padjajaran, Bandung.
Mc. Mullin dan Stanley
Edward. 2004. Anatomy Of a Séance : a History Of Spirit communication In
Central. Canada.
Nasution, Z. 1990.
Prinsip-prinsip Komunikasi untuk Penyuluhan. Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, Jakarta.
Padmowiharjo, S. 1996. Evaluasi Penyuluhan Pertanian.
Jakarta. Universitas Terbuka.
Saefudin dan Setiawan. 2006. Teknik
Pembuatan Leaflet Untuk Kegiatan Marketing Informasi di Perpustakaan. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Jawa Barat.
Setiana, L. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan
Masyarakat. Ghalia
Indonesia,
Bogor.
Tabbu, C. R. 2000. Kolibasilosis dalam Penyakit Ayam dan
Penanggulangannya. Kanisius, Yogyakarta. Vol. 1, hal: 31-51.
Wibowo, M. H. dan A.
E. T. Wahyuni. 2008. Studi Patogenesitas Eschericia
coli Isolat Unggas pada Ayam Pedaging Umur 15 Hari. Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Zulfikri.2009. Apa
itu Pretest dan Postest?. http://fikrinatuna.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 1 Desember 2012.
LAMPIRAN
Lampiran
1. Data Responden
No
|
Nama
|
Umur
|
Pendidikan
|
Jumlah ternak
|
Lama beternak
|
Jumlah keluarga
|
Masalah
|
Kebutuhan
|
1
|
Suparman
|
45
|
SMA
|
13.000
|
15
|
3
|
Penyakit
kolibasilosis dan CRD
|
Peran
pemerintah melalui penyuluhan
|
2
|
Andi Susetyo
|
23
|
SMP
|
7.000
|
2
|
3
|
Penyakit kolibasilosis
|
Kekurangan blower
untuk mengatur suhu dalam kandang
|
3
|
Yasir
|
59
|
SMA
|
12.000
|
18
|
5
|
Penyakit kolibasilosis
|
Belum ada timbal
balik pemerintah dalam memantau perkembangan peternakan di daerahnya.
|
4
|
Kusro
|
39
|
SMA
|
6.000
|
8
|
3
|
Penyakit kolibasilosis dan CRD
|
Peralatan kandang
yang kurang memadai
|
5
|
Riyadi
|
22
|
SMA
|
3.000
|
1
|
3
|
Penyakit kolibasilosis
|
Kurang pengetahuan
tentang penyakit
|
Sumber : Data Primer Praktikum Penyuluhan dan
Komunikasi, 2012.
Lampiran 2. Kuesioner
I.
Profil Usaha Peternakan
a.
Nama pemilik peternakan
b.
Umur pemilik peternakan
tahun
c.
Pendidikan
d.
Keluarga; istri :
; anak:
e.
Peternakan (pribadi atau kelompok)
f.
Lokasi peternakan
g.
Tanggal berdirinya peternakan
h.
Tujuan peternakan
II.
Pakan
a.
Jenis Pakan
b.
Waktu Pemberian Pakan: pagi jam ………….; sore jam
……………
c.
Harga Pakan
III.
Lokasi dan Perkandangan
a.
Lokasi
-
Topologi
-
Sumber air
b.
Fisiologis lingkungan
c.
Perkandangan
-
Tipe kandang yang digunakan
-
Bahan yang digunakan
- Perlengkapan kandang dan peralatan
kandang
-
Waktu sanitasi
IV.
Ternak
a.
Asal bibit
b.
Harga beli bibit
c.
Waktu membeli bibit
d.
Waktu panen
e.
Tempat pemasaran
f.
Harga jual ayam
g.
Lama waktu pemeliharaan
V.
Masalah Penyakit
a.
Penyakit yang biasanya menyerang ayam
b.
Cara mengenali penyakit
c.
Cara mengatasi penyakit
d.
Vaksinasi yang diberikan
e.
Cara pengendalian penyakit
f.
Menggunakan dokter atau tidak
VI.
Kebutuhan Penyuluhan
1.
Sudah pernahkah mendapat penyuluhan
2.
Sudah berapa kali mendapat penyuluhan
3.
Kapan terkahir mendapat penyuluhan
4.
Kebutuhan yang kurang dalam hal
penyakit dan sarana penunjang
Lampiran 3. Peta
Wilayah Kecamatan Limbangan, Kendal.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kendal
(2012).
Lampiran
4. Dokumentasi
|
|
Foto
1
: Peternakan ayam broiler Bapak Suparman.
|
Foto 2 : Kondisi dalam kandang Peternakan ayam
broiler Bapak Suparman.
|
|
|
Foto 3 : Peternakan ayam broiler Bapak Andi Susetyo.
|
Foto 4 : Kondisi dalam kandang Peternakan ayam
broiler Bapak Andi Susetyo.
|
|
|
Foto 5 : Peternakan ayam broiler Bapak Yasir.
|
Foto 6 : Peternakan ayam broiler Bapak Kusro.
|
|
|
Foto 7 : Peternakan ayam broiler Saudara Riyadi.
|
Foto 8 : Peternakan ayam broiler Saudara Riyadi.
|
sukses..
BalasHapuskak ada pdf nya?
BalasHapusterima kasih ilmunya
BalasHapus