“
Karakteristik Hijauan”
Identifikasi genus atau species hijauan pakan menjadi semakin penting untuk dilakukan mengingat semakin pentingnya arti hijauan pakan bagi kebutuhan ternak khususnya ruminansia. Identifikasi hijauan pakan khususnya rumput dapat dilakukan berdasarkan tanda-tanda atau karakteristik vegetatif.
Hijauan pakan dapat dikelompokkan menjadi 2 macam, yakni jenis rumput-rumputan dan jenis daun-daunan. Hijauan pakan rumput-rumputan dapat berupa rumput lapangan atau rumput unggul. Hijauan pakan daun-daunan yang gizinya paling baik adalah daun leguminosa. Jenis leguminosa umumnya memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumput-rumputan.
Tujuan diadakannya praktikum pengenalan jenis hijauan pakan diantaranya adalah agar mahasiswa mampu mengenali dan memahami tentang karakteristik jenis-jenis penting rumput dan legum, serta mahasiswa mampu mengenali ciri khas masing-masing jenis hijauan pakan. Manfaat diadakannya praktikum ilmu tanaman pakan, khususnya pada materi pengenalan jenis hijauan pakan adalah dapat mengenali dan memahami tentang karakteristik jenis-jenis penting rumput dan legum, serta mampu mengenali ciri khas masing-masing jenis hijauan pakan.
·
Klasifikasi
Bahan Pakan Secara Internasional
Bahan pakan dibagi menjadi dua menurut sumbernya, yaitu nabati dan hewani. Bahan pakan nabati adalah pakan yang berasal dari tanaman pangan seperti jagung, sorgum dan gandum. Bahan pakan hewani adalah bahan pakan yang bersumber dari hewan seperti udang, ikan dan darah (Rasyaf, 1994). Secara Internasional bahan pakan dapat dibagi menjadi 8 kelas yaitu hijauan kering, pasture, silase, sumber energi, sumber protein, sumber mineral, sumber vitamin dan zat additive (Tillman et al, 1998)
Bahan pakan dibagi menjadi dua menurut sumbernya, yaitu nabati dan hewani. Bahan pakan nabati adalah pakan yang berasal dari tanaman pangan seperti jagung, sorgum dan gandum. Bahan pakan hewani adalah bahan pakan yang bersumber dari hewan seperti udang, ikan dan darah (Rasyaf, 1994). Secara Internasional bahan pakan dapat dibagi menjadi 8 kelas yaitu hijauan kering, pasture, silase, sumber energi, sumber protein, sumber mineral, sumber vitamin dan zat additive (Tillman et al, 1998)
·
Hijauan
Kering dan Jerami (
dry forages dan roughage )
Bahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah semua hay jerami kering, dry fodder, dry stover dan semua bahan pakan kering yang berisi 18% atau lebih serat kasar (Rasyaf, 1994). Hijauan kering adalah rumput dan daun-daunan leguminosa yang sengaja dikeringkan agar dapat disimpan dalam waktu yang lama dan digunakan sebagai cadangan bahan pakan ternak pada musim kekurangan pakan. Pemberian jerami pada beberapa ternak akan menunjukkan defisiensi vitamin A karena terjadinya penurunan suplementasi vitamin A saat proses fermentasi di dalam rumen (Lubis, 1992).
Bahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah semua hay jerami kering, dry fodder, dry stover dan semua bahan pakan kering yang berisi 18% atau lebih serat kasar (Rasyaf, 1994). Hijauan kering adalah rumput dan daun-daunan leguminosa yang sengaja dikeringkan agar dapat disimpan dalam waktu yang lama dan digunakan sebagai cadangan bahan pakan ternak pada musim kekurangan pakan. Pemberian jerami pada beberapa ternak akan menunjukkan defisiensi vitamin A karena terjadinya penurunan suplementasi vitamin A saat proses fermentasi di dalam rumen (Lubis, 1992).
·
Pastura
atau Hijauan Segar
Tanaman padangan hijauan yang diberikan segar termasuk dalam kelas ini adalah semua hijauan diberikan secara segar. Hijauan segar atau pasture dapat dihasilkan dari jenis rumput maupun leguminosa (Lubis, 1992). Hijauan merupakan sumber pakan utama ruminansia baik berupa rumput maupun leguminosa. Hijauan akan terasa kasar bila diraba dan mempunyai bau khas masing-masing (Rasyaf, 1994). Pastura atau hijauan segar memiliki nilai protein yang cukup tinggi (Tillman et al, 1991)
Tanaman padangan hijauan yang diberikan segar termasuk dalam kelas ini adalah semua hijauan diberikan secara segar. Hijauan segar atau pasture dapat dihasilkan dari jenis rumput maupun leguminosa (Lubis, 1992). Hijauan merupakan sumber pakan utama ruminansia baik berupa rumput maupun leguminosa. Hijauan akan terasa kasar bila diraba dan mempunyai bau khas masing-masing (Rasyaf, 1994). Pastura atau hijauan segar memiliki nilai protein yang cukup tinggi (Tillman et al, 1991)
·
Silase
Kelas ini menyebutkan silase hijauan (jagung, alfafa, rumput dsb) tetapi tidak silase ikan, biji-bijian dan akar-akaran (Hartadi et al., 1993). Bahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan pakan yang berasal dari hijauan yang telah mengalami proses fermentasi didalam silo secara anaerob, menagndung bahan kering sebesar 20,35% (Tillman et al, 1998). Proses pengawetan hijauan dengan cara fermentasi menggunakan satu jenis bakteri disebut erilase. Bahan pakan yang mengalami ensilase di sebut silase. Silase membuat pakan menjadi asam dan lembek (Parakkasi, 1995).
Kelas ini menyebutkan silase hijauan (jagung, alfafa, rumput dsb) tetapi tidak silase ikan, biji-bijian dan akar-akaran (Hartadi et al., 1993). Bahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan pakan yang berasal dari hijauan yang telah mengalami proses fermentasi didalam silo secara anaerob, menagndung bahan kering sebesar 20,35% (Tillman et al, 1998). Proses pengawetan hijauan dengan cara fermentasi menggunakan satu jenis bakteri disebut erilase. Bahan pakan yang mengalami ensilase di sebut silase. Silase membuat pakan menjadi asam dan lembek (Parakkasi, 1995).
·
Sumber
Energi
Bahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan-bahan dengan kandungan protein kasar kurang dari 20% dan serat kasar kurang dari 18% atau kandungan dinding selnya kurang dari 35% (Lubis, 1992). Zat makanan yang digunakan sebagai sumber energi utama adalah karbohidrat. Karbohidrat mensuplai sekitar 80% total energi (Parakkasi, 1995).
Bahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan-bahan dengan kandungan protein kasar kurang dari 20% dan serat kasar kurang dari 18% atau kandungan dinding selnya kurang dari 35% (Lubis, 1992). Zat makanan yang digunakan sebagai sumber energi utama adalah karbohidrat. Karbohidrat mensuplai sekitar 80% total energi (Parakkasi, 1995).
·
Sumber Protein
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan protein minimal 20% (Lubis, 1992). Bahan pakan sumber protein biasanya berupa tepung atau bungkil (Wahyu, 1992). Semua pakan yang mengandung protein 20% atau lebih biasanya berasal dari tanaman, hewan dan ikan (Tillman et al 1991).
Golongan bahan pakan ini meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan protein minimal 20% (Lubis, 1992). Bahan pakan sumber protein biasanya berupa tepung atau bungkil (Wahyu, 1992). Semua pakan yang mengandung protein 20% atau lebih biasanya berasal dari tanaman, hewan dan ikan (Tillman et al 1991).
·
Sumber Mineral
Bahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah semua makanan yang mengandung cukup banyak mineral. Kandungan pada tepung ikan bervariasi dari 46%-75%. Kandungan asam aminonya baik, banyak mengandung vitamin dan mineral, karena itulah tepung ikan memiliki harga yang relatif lebih tinggi dibandingkan bahan makananlainnya (Rasyaf, 1994). Unsur anorganik mempunyai banyak fungsi dalam proses pengatur pertumbuhan (Parakkasi, 1995).
Bahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah semua makanan yang mengandung cukup banyak mineral. Kandungan pada tepung ikan bervariasi dari 46%-75%. Kandungan asam aminonya baik, banyak mengandung vitamin dan mineral, karena itulah tepung ikan memiliki harga yang relatif lebih tinggi dibandingkan bahan makananlainnya (Rasyaf, 1994). Unsur anorganik mempunyai banyak fungsi dalam proses pengatur pertumbuhan (Parakkasi, 1995).
·
Sumber Vitamin
Vitamin adalah organik yang tidak ada hubungan satu dengan yang lain. Vitamin hanya diperlukan dalam jumlah kecil untuk pertumbuhan normal dan pemeliharaan kehidupan (Tillman et al, 1998). Vitamin adalah zat katalitik esensial yang tidak dapat disintesis tubuh dalam metabolisme, maka harus diperoleh dari luar (Anggorodi, 1994). Vitamin dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil tetapi merupakan regulator metabolis (Rasyaf, 1994).
Vitamin adalah organik yang tidak ada hubungan satu dengan yang lain. Vitamin hanya diperlukan dalam jumlah kecil untuk pertumbuhan normal dan pemeliharaan kehidupan (Tillman et al, 1998). Vitamin adalah zat katalitik esensial yang tidak dapat disintesis tubuh dalam metabolisme, maka harus diperoleh dari luar (Anggorodi, 1994). Vitamin dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil tetapi merupakan regulator metabolis (Rasyaf, 1994).
·
Zat
Additif
Bahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan-bahan yang ditambahkan kedalam ransum dalam jumlah sedikit (Lubis, 1992). Zat additif adalah zat-zat tertentu yang biasanya ditambahkan pada ransum seperti antibiotik, zat-zat warna, hormon dan obat-obatan lainnya (Rasyaf, 1994).
Bahan pakan yang termasuk dalam kelas ini adalah bahan-bahan yang ditambahkan kedalam ransum dalam jumlah sedikit (Lubis, 1992). Zat additif adalah zat-zat tertentu yang biasanya ditambahkan pada ransum seperti antibiotik, zat-zat warna, hormon dan obat-obatan lainnya (Rasyaf, 1994).
Klasifikasi
Pakan Ternak Hijauan
No
|
Pakan
|
Warna
|
Bau
|
Tekstur
|
1.
|
Gamal
|
Hijau
|
Segar
|
Sedikit kasar karena tulang daun
|
2.
|
Rumput Gajah
|
Hijau
|
Segar
|
Kasar pada permukaan daun karena
terdapat bulu
|
3.
|
Jerami
|
Coklat
|
Apek
|
Kasar
|
4.
|
Lamtoro
|
Hijau tua
|
Khas lamtoro
|
Sedikit kasar
|
5.
|
Daun Cacah (chapper)
|
Hijau Muda
|
Segar
|
Kasar
|
Karakteristik Gamal (Gliricidia
sepium)
Gamal merupakan
legum pohon yang tingginya mencapai 10 m dengan tipe daunnya berbentuk majemuk
sederhana.Gamal memiliki bunga berbentuk kupu-kupu
yang berwarna putih dan
merah jambu (Rosa, 1998). Gamal dapat tumbuh baik pada kondisi iklim tropis
basah dan untuk menghasilkan produksi yang tinggi dibutuhkan curah hujan yang
tinggi sepanjang tahun. Legum ini dapat juga bertahan hidup pada musim kering yang
panjang tetapi ukuran daunnya lebih kecil (Rosa, 1998). Penanaman gamal dapat
dilakukan dengan menggunakan stek yaitu menggunakan batang yang mempunyai mata
tunas dengan panjang ± 1 meter, ditanam pada kedalaman 15 cm. Waktu tanam
sebaiknya dilakukan pada musim penghujan (Dinas Peternakan, 1999). Bentuk Gamal
(Gliricidia sepium) dapat dilihat pada Gambar
.
Kegunaan
gamal dapat dijadikan sebagai tanaman pagar, pupuk hijau dan sebagai penahan
erosi. Daun atau bagian tanaman yang dipangkas dapat digunakan sebagai hijauan
makanan ternak yang dapat meningkatkan produktivitas ternak ruminansia seperti
: sapi, kambing dan domba (Rossa, 1998). Penggunaan daun gamal sebagai hijauan
makanan ternak ruminansia tidak mengakibatkan pengaruh negatif walaupun
diberikan dalam jumlah banyak dan terus menerus, tetapi sebelum diberikan
kepada ternak legum ini perlu dilakukan pelayuan terlebih dahulu dengan cara
dijemur diatas lantai jemur atau alas tikar. Ternak yang belum terbiasa dengan
daun Gamal perlu dilatih agar terbiasa dapat memakan daun Gamal sebagai
kebutuhan pokoknya. Penggunaan daun Gamal
Gliricidia sepium) kurang
disukai oleh ternak karena adanya bau seperti vanilla yang disebabkan oleh
senyawa kumarin, khususnya pada daun yang masih basah (Dinas Peternakan, 1999).
Gamal selain sebagai hijauan pakan ternak juga mempunyai banyak manfaat apabila
ditanam dalam padang penggembalaan. Kegunaan lain dari legum ini adalah sebagai
pemberantas alang-alang. Alang-alang akan binasa oleh naungan pohon gamal, hal
ini disebabkan daun gamal memiliki akar yang dapat menembus tanah cukup dalam
(Rossa, 1998). Kandungan Nutrien Gamal (Gliricidia sepium) diperlihatkan
pada
. Kandungan Nutrien Gamal (Gliricidia
sepium)
Kandungan Nutrien
|
%
|
Bahan
Kering
Protein
Kasar
|
27
25.2
|
Serat
Kasar
|
18
|
Ca
(Calcium)
|
0.67
|
P
(Phospor)
|
0.19
|
|
|
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
Rumput gajah berasal dari Afrika
daerah tropik, perennial, dapat tumbuh setinggi 3 sampai 4,5 m, bila dibiarkan
tumbuh bebas, dapat setinggi 7 m, akar dapat sedalam 4,5 m. Berkembang dengan
rhizoma yang dapat sepanjang 1 m. Panjang daun 16 sampai 90 cm dan lebar 8
sampai 35 mm (Sutopo, 1988). Rumput gajah mempunyai perakaran dalam dan
menyebar sehingga mampu menahan erosi serta dapat juga berfungsi untuk menutup
permukaan tanah (Soegiri et. al, 1982).
Rumput gajah adalah tanaman tahunan, tumbuh tegak, mempunyai perakaran dalam dan berkembang dengan rhizoma untuk membentuk rumpun (Soedomo, 1985). Adaptasi rumput ini toleran terhadap berbagai jenis tanah, tidak tahan genangan, tetapi responsif terhadap irigasi,
Rumput gajah adalah tanaman tahunan, tumbuh tegak, mempunyai perakaran dalam dan berkembang dengan rhizoma untuk membentuk rumpun (Soedomo, 1985). Adaptasi rumput ini toleran terhadap berbagai jenis tanah, tidak tahan genangan, tetapi responsif terhadap irigasi,
suka tanah lempung yang subur,
tumbuh dari dataran rendah sampai pegunungan, tahan terhadap lindungan sedang
dan berada pada curah hujan cukup, sekitar 1000 mm/tahun atau lebih. Kultur
teknis rumput ini adalah bahan tanam berupa pols dan stek, interval pemotongan 40
– 60 hari, responsif terhadap pupuk nitrogen, campuran dengan legum seperti
Centro dan Kudzu, produksinya 100 – 200 ton/ha/th (segar), 15 ton/ha/th (BK),
renovasi 4 – 8 tahun (Reksohadiprodjo, 1985). Rumput Gajah toleran terhadap
berbagai jenis tanah, tidak tahan genangan, tetapi respon terhadap irigasi,
suka tanah lempung yang subur, tumbuh dari dataran rendah sampai pegunungan,
tahan terhadap lingkungan sedang dengan curah hujan cukup, 1000 mm/th atau
lebih (Susetyo, 1985).
Menurut Hartadi et al. (1993), kandungan
nutrisi rumput gajah berdasar 100 % Bahan Kering (BK) yaitu:
-
Protein Kasar (PK) 10,1%;
-
Lemak Kasar (LK) 2,5%;
-
Serat Kasar (SK) 31,2%;
-
Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN)
46,1%;
-
TDN 59% dan
-
abu 10,1%.
Lamtoro (Leucaena leucocephala)
Leucaena leucocephala atau lamtoro
merupakan leguminosa yang berasal dari Amerika tengah, Amerika selatan dan
Kepulauan Pasifik. Tanaman ini tumbuh tegak, berupa pohon dan tidak berduri
(Sutopo, 1988). Lamtoro dapat tumbuh pada daerah dataran rendah sampai dengan
500 m di atas permukaan air laut dengan curah hujan lebih dari 760 mm/th
(Soedomo, 1985). Lamtoro dapat tumbuh baik pada tanah dengan tekstur berat
dengan drainase yang baik dan sangat responsif terhadap Ca dan P pada tanah
masam (Susetyo, 1985).
Bahan tanam dari lamtoro adalah berupa biji dan stek. Lamtoro dapat dipotong pertama kali setelah mencapai tinggi 0,6 – 0,9 m yaitu sekitar umur 4 – 6 bulan, dengan interval pemotongan 2 – 3 bulan (Soegiri et. al, 1982). Tanaman lamtoro dapat di tanam bersama dengan rumput Guinea. Daun muda lamtoro terdapat racun mimosin (Sutopo, 1988). Lamtoro berakar dalam, mempunyai ketinggian antara 6,5 sampai 33 ft. Daun – daunnya berkurang, berbunga dengan bentuk bola berwarna putih kekuning-kuningan atau merah muda. Lamtoro dapat ditanam untuk makanan ternak, pemotongan pertama dapat dilakukan 6 – 9 bulan sesudah penyebaran bijinya, pemotongan dilakukan sampai sisa tanaman adalah 2 sampai 4 inchi dari atas tanah dan kemudian pemotongan berikutnya dapat dilakukan tiap 45 bulan sekali. Petai cina atau lamtoro ini dapat ditanam sebagai tanaman annual dan perennial (Reksohadiprodjo, 1985)
Bahan tanam dari lamtoro adalah berupa biji dan stek. Lamtoro dapat dipotong pertama kali setelah mencapai tinggi 0,6 – 0,9 m yaitu sekitar umur 4 – 6 bulan, dengan interval pemotongan 2 – 3 bulan (Soegiri et. al, 1982). Tanaman lamtoro dapat di tanam bersama dengan rumput Guinea. Daun muda lamtoro terdapat racun mimosin (Sutopo, 1988). Lamtoro berakar dalam, mempunyai ketinggian antara 6,5 sampai 33 ft. Daun – daunnya berkurang, berbunga dengan bentuk bola berwarna putih kekuning-kuningan atau merah muda. Lamtoro dapat ditanam untuk makanan ternak, pemotongan pertama dapat dilakukan 6 – 9 bulan sesudah penyebaran bijinya, pemotongan dilakukan sampai sisa tanaman adalah 2 sampai 4 inchi dari atas tanah dan kemudian pemotongan berikutnya dapat dilakukan tiap 45 bulan sekali. Petai cina atau lamtoro ini dapat ditanam sebagai tanaman annual dan perennial (Reksohadiprodjo, 1985)
Komposisi kimia
hijauan Lamtoro
|
Lamtoro
muda
|
Lamtoro Tua
|
Protein Kasar
|
29,10
|
35,67
|
Lemak
|
34,57 |
27,48 |
Serat Kasar
|
2,23
|
2,97
|
NDF
|
- |
52,68 |
ADF
|
38,6
|
42,93
|
Hemiselulosa
|
4,22 |
9,55 |
Selulosa
|
-
|
-
|
Abu
|
4,85 |
4,93 |
Lignim
|
-
|
-
|
Kalsium
|
0,47 |
0,10 |
Jerami
Jerami padi adalah bagian
batang tumbuh yang telah dipanen bulir-bulir buah bersama atau tidak dengan
tangkainya dikurangi dengan akar dan bagian batang yang tertinggal. Jerami padi
merupakan sumber makanan ruminansia.
Sejauh ini, pemanfaatan
jerami padi sebagai pakan baru mencapai 31-39 %, sedangkan yang dibakar atau
dikembalikan ke tanah sebagai pupuk 36-62 %, dan sekitar 7-16 % digunakan untuk
keperluan industri.
Kandungan
gizi jerami padi terdiri atas :
Protein
kasar 4,5 %
Serat
kasar 35 %
Lemak
kasar 1,55 %
Abu
16,5 %
Kalsium
0,19 %
Fosfor
0,1 %
Energi
TDN (Total Digestible Nutrients) 43 %
Energi
DE (Digestible Energy) 1,9 kkal/kg
dan Lignin yang sangat
tinggi.
Jika
jerami padi langsung diberikan kepada ternak, maka daya cernanya rendah dan
proses pencernaannya lambat, sehingga total yang dimakan per satuan waktunya
menjadi sedikit.
Walaupun pada kenyataannya jerami padi miskin akan
zat-zat makanan, namun sekitar 40 persen dapat dicerna sebagai
sumber energi dalam proses pencernaan ternak ruminansia. Rendahnya
daya cerna ini disebabkan oleh adanya Lignin dan silika yang
menngikat Cellulosa dan Hemicellulosa dalam bentuk
ikatan rangkap , sehingga sukar dicerna oleh enzim dari
mikroorganisme dalam rumen (salah satu bagaian perut ternak ruminansia.
Daun Cacah (chapper)
Produksi
hijauan di kebun rumput baik itu rumput Gajah ataupun rumput Raja bila melebihi
atau melewati umur potong akan mengurangi kulitas hijauan tesebut, untuk
mengoptimalkan produksi dan menjaga kualitas, pemotongan dilakukan harus tepat
waktu. Umur potong rumput yang optimal pada 7 minggu atau 50 hari. Bila
produksi rumput berlebih dan akan dibuat silase untuk stok perlu pengurangan
kadar air rumput dengan cara disimpan berdiri jangan di tidurkan atau ditumpuk
untuk menghidarkan dari kerusakan selama 2 - 3 hari, dan harus disimpan terlindung
atau di bawah atap.
Setelah disimpan selama 2-3hari dan kandungan air berkurang cacah rumput tersebut dengan panjang cacahan 10-50mm.
Setelah disimpan selama 2-3hari dan kandungan air berkurang cacah rumput tersebut dengan panjang cacahan 10-50mm.
Komposisi kandungan
nutrisi:
protein kasar 9,66%
BETN 41,34%
serat kasar 30,86%
lemak 2,24%
abu 15,96%, dan
TDN 51%
gamal iku bntuk spesifik,e kyak apa
BalasHapusapakah cuman itu saja yang dapat dikonsumsi ternak? apakah ada hijaunlainnya?
BalasHapus