TUGAS MATA KULIAH BIOKIMIA
“Peranan Enzim dalam Produk Peternakan”
Oleh
:
CIK NUGRAHENI
B.S
Dosen
Erfan Kustiwan S.Pt,
MP
JURUSAN PETERNAKAN
PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2013
Peningkatan produksi hasil peternakan dalam negeri telah mendorong berkembangnnya teknologi pascapanen(penanganan dan pengolahan), sehingga produk hasil ternak dapat dimanfaatkan secara optimal guna meningkatkan pendapatan peternak, meningkatkan gizi masyarakat dan memperluas lapangan kerja. Karakteristik produk pangan hasil ternak yang mudah rusak dan kondisi lingkungan Indonesia dengan temperatur dan kelembaban yang cukup tinggi akan mempercepat proses kerusakan komoditi, maka untuk itu memerlukan penanganan pascapanen yang baik dan tepat sehingga mutu hasil ternak tetap terjaga dan aman dikonsumsi. Untuk menjaga kualitas produk peternakan dan meningkatkan konsumsi hasil ternak, salah satu programnya adalah diversifikasi produk olahan melalui teknologi pascapanen. Teknologi pascapanen mempunyai peran yang besar dalam peyediaan pangan bergizi tinggi yang berasal dari protein hewani.
Teknologi pengolahan yang semakin berkembang
menyebabkan makin beragamnya bahan-bahan yang digunakan sebagai
bahan tambahan dalam makanan atau sebagai bahan sintetis untuk memperkaya
karakteristik dari produk yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu lebih cermat
dalam mengkonsumsi jenis makanan olahan termasuk memahami bahan baku dan bahan
tambahan yang digunakan dalam pembuatnya.
Keju adalah suatu produk pangan yang berasal dari
penggumpalan (koagulasi) protein susu. Penggumpalan terjadi pada bagian kasein
atau protein susun akibat adanya enzim rennet yang
meningkatkan keasaman susu melalui fermentasi asam laktat (Fox, 2000). Keju
merupakan bahan makanan yang mengandung titik kritis dari sisi kehalalan. Hal
ini tidak disebabkan karena bahan bakunya, tetapi oleh bahan penggumpal yang
dipakai untuk memisahkan keju dan whey atau cairan yang
terpisah setelah terjadi koagulasi susu menjadi curd. Bahan baku
pembuatan keju berasal dari susu, sedangkan bahan yang diperlukan untuk
menggumpalkan susu adalah enzim yang biasannya berasal dari abomasums ternak
ruminansia muda, perut babi, tumbuhan ataupun dari mikrobial.
Rennet merupakan bahan koagulan yang umum digunakan uantuk membuat keju yang
merupakan hasil dari ekstraksi mukosa abomasum anak sapi. Menurut Early
(1998), Rennet adalah enzim proteinase yang digunakan dalam
pembentukan keju yang berfungsi sebagai koagulan susu. Pemanfaatan rennet oleh
industri keju olahan di Indonesia masih bersumber dari luar negeri (impor) yang
beresiko berasal dari hasil pemotongan hewan yang tidak halal, sehingga akan
menjadi masalah bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim. Anak sapi
yang dimanfaatkan abomasumnnya untuk pembuatan rennet harus
disembelih sesuai dengan syariat Islam. Jika anak sapi tersebut tidak
disembelih secara Islam, maka rennet yang dihasilkan diragukan
kehalalannya. Ketika rennet itu dipergunakan untuk
menggumpalkan susu menjadi keju, maka keju yang dihasilkan pun akan menjadi
haram. Hal inilah yang membuat keju dan produk whey menjadi kritis dari segi
kehalalan dan harus dilihat betul, apakah rennet yang
dipakainya halal atau tidak.
Berkaitan dengan hal ini, LPPOM
MUI menjelaskan bahwa Rennet dihasilkan bagian lambung anak sapi
yang bagi sapi sendiri digunakan untuk mencerna air susu ibu sapi. Untuk
mendapatkan rennet terbaik, maka tidak ada jalan lain kecuali membunuh bayi
sapi yang baru lahir itu dan mengambil bagian abomasumnya untuk diekstrak
menjadi rennet . Jika anak sapi tersebut tidak dipotong secara Islam, maka
rennet yang dihasilkan juga akan menjadi haram, karena hukumnya sama dengan
bangkai.( Odilia Winneke, 2011)
Keberadaan rennet impor pada produk
keju yang diragukan kehalalnnya menjadi salah satu ujian bagi seorang muslim.
Inilah titik kritis keharaman yang perlu diwaspadai. Barang yang halal jika
tercampur dengan barang yang haram meskipun sedikit tetap saja menjadi haram.
Oleh karena itu kesadaran dan keinginan saja belum cukup untuk memilih produk
yang halal yang akan menentramkan kehidupan seorang muslim dan muslimah.
Mengingat banyaknnya keraguan aspek kehalalan rennet impor,
saat ini para produsen keju dan peneliti sudah mulai mengembangkan dan
menggunakan microbial rennet (rennet yang berasal
dari mikroba) dan khusunnya di Indonesia sudah mulai dilakukan penelitian
untuk rennet yang berasal dari ternak ruminansia kecil yaitu
domba lokal. Microbial rennet dihasilkan
dari pross fermentasi mikroba tertentu yang bisa menghasilkan enzim rennet.
Media yang digunakan untuk memproduksi rennet jenis ini adalah
bahan-bahan yang berasal dari susu, seperti susu skim, whey powder dan sumber
nutrisi lain seperti gula (sukrosa) dan yeast extract (ekstrak jamur). Dengan
mengontrol kehalalan bahan-bahan yang digunakan sebagai media tersebut
maka kehalalan rennetmicrobial ini dapat lebih terjamin.
Apalagi secara umum media yang digunakan juga berasal dari produk susu, yang
lebih mudah mengontrol kehalalannya.
Domba lokal sebagai salah satu jenis hewan ruminansia
kecil memiliki potensi besar dalam pemenuhan sumber rennet halal
di Indonesia. Berdasarkan data Dinas Peternakan Jawa Barat, populasi domba pada
tahun 2008 sebanyak 5.3 juta ekor. Nisa et al.(2009) menyatakan
bahwa domba lokal muda sama halnya dengan anak sapi, sejauh ini pemanfaatan hasil
ikutan pemotongan seperti organ dalam khususnya abomasum domba belum banyak
dimanfaatkan. Data statistik menunjukkan bahwa angka pemotongan di Jawa Barat,
termasuk domba muda kurang dari satu tahun tercatat mencapai 3,3 juta ekor
(Statistika peternakan, 2006). Jumlah tersebut dapat memenuhi ketersediaan
abomasum sebagai sumber rennet untuk bahan koagulan keju.
Pemanfaatan rennet yang berasal dari abomasum domba lokal muda
belum menjadi suatu hal yang konvensional di masyarakat indonesia. Padahal,
abomasum domba lokal muda yang merupakan hasil ikutan rumah pemotongan hewan,
memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dan dapat mengatasi kekhawatiran
masyarakat akan status halal dari rennet yang
dihasilkan.
Seberapa pentingkah Peranan biokimia untuk peternakan??
BalasHapuspenting,guna meningkatkan pendapatan peternak.Karakteristik produk pangan hasil ternak yang mudah rusak dan kondisi lingkungan Indonesia
BalasHapusmaterinya copas?
BalasHapusSalam Peternakan..
BalasHapus